by annisaendrasiswanti.blogspot.com |
Setelah
selesai makan dan bercerita ria, Kiky membawaku ke Wediombo, pantai berpasir
putih di Gunung Kidul. Ini pertama kalinya aku menjamah tempat ini.
Deburan
ombak, semilir angin pantai, serta warna langit dan laut yang saling beradu
biru menyihir mataku untuk bersemangat menatapnya.
“Jogja bagus ya” Ucapku
“Baru tau?”
“Iya”
“Makanya kalau kesini jangan cuma metik
salak”
“Hehehe” Aku tertawa kecil
“Kenapa kamu pilih kuliah di Jogja?”
Tanyaku sambil tak henti menatap hamparan luasnya laut seraya duduk di sebuah
dahan pohon landai di pinggir pantai.
“Nggak tahu, tiba-tiba pengen Jogja,
mungkin takdir”
“Takdir?” Aku masih bingung dengan
jawabannya.
Sesaat dia terdiam dan tidak menjawabnya. “Awalnya
aku pengen lupain kamu disini”
“Terus berhasil?”
“Belum” Sambil menggelengkan kepala “Susah”
Jawabnya singkat.
Suasana hening kemudian.
Kulihat matahari perlahan pulang
keperaduannya, tergelincir kearah barat dan melukis langit dengan kilau warna keemasan,
sungguh indahnya Wediombo kala itu.
“Pulang yuk, sudah mau gelap, aku janji
sama Bapa pulangnya nggak kemaleman” Ajaknya. Sebenarnya masih banyak yang
ingin aku tanyakan padanya tapi seolah dia tidak ingin aku tahu itu dan
sejujurnya saat ini aku merasa sedang tak ingin dilupakan.
Dia mulai berdiri meraih tanganku tapi aku
masih saja duduk seolah tak ingin meninggalkan tempat itu.
“Ky...”
“Iya” Dia menoleh kearahku
“Aku suka Jogja, aku juga suka kamu”
Tiba-tiba bibirku berucap demikian karena tak sanggup menutupi riuh didalam
dada, yang masih ingin bersamanya.
Satu hari penuh bersama membuatku lupa
bahwa ternyata saat ini aku bahagia menghabiskan waktu dengan orang yang pernah
ku cintai dulu.
Kini rasa nyaman yang sempat terlupakan
seolah kembali hadir, membuatku ingin terus didekatnya, ku toleh rasa rindu pun
tidak menemui titik habisnya dan tak pernah bosan ku dengarkan setiap rangkaian
kisah-kisahnya. Dia berbeda, lebih dewasa dan bijaksana dan itu membuatku
kembali jatuh cinta.
Semudah itu? Iya. Karena cukup satu hari
dia mampu menggoda hati dan pikiranku. Cukup satu hari untuk kembali
menyukainya, kembali merasa nyaman bersamanya.
Wajahnya yang masih terlihat datar
menatapku dan perlahan terlihat lengkungan senyum “Aku juga suka, tapi aku
lebih suka kamu , dari dulu sampai sekarang”
Aku senang ternyata itu berlaku pula
dengannya, mungkin baginya perlu beberapa waktu dan usaha untuk bisa mencoba
membuang kenangan masa lalu, tapi cukup satu hari kenangan itu kembali dan itu
disini, di Jogjakarta.
Kota ini tidak lagi sama, bagiku sekarang
dia istimewa seperti namanya. Karena disini aku memulai sebuah titik cerita cinta
bersama kamu, masa depanku.
0 komentar:
Posting Komentar